Agnesia Wardhani
11140110096
Kelas B1
Hanya mereka yang berani gagal dapat meraih
keberhasilan, kata-kata yang di buat oleh Robert F. Kennedy ini mungkin cukup
jelas menggambarkan bagaimana kesuksesan merupakan suatu proses yang harus kita
lalui.
Linggom
Nainggolan adalah satu dari sekian banyaknya orang-orang yang pernah mengalami
kegagalan hingga akhirnya ia dapat menuai sebuah keberhasilan. Linggom lahir
pada tanggal 19 Juli 1984, ia lahir di sebuah desa kecil di Pematang Bandar,
Sulawesi Utara. Pria berusia 28 tahun ini merupakan anak ke empat dari enam
bersaudara. Terlahir dari keluarga yang memiliki ekonomi pas-pas an membuat
Linggom harus berusaha agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga, cita-cita nya
adalah menjadi seorang pembela negara entah itu menjadi seorang Polisi, Tentara,
Angkatan Laut, maupun Angkatan Udara.
Dengan
bermodalkan tekadnya bahwa ia akan berhasil didalam mengejar cita-citanya maka
Linggom bertolak ke Irian Jaya untuk mengikuti tes Poilisi dan Tentara, 2 kali
ia mengikuti tes Polisi dua kali pula ia harus menahan rasa sakitnya sebuah
kegagalan, kemudian ia mencoba tes Tentara akan tetapi tetap saja ia harus
merasakan kegagalan. “Satu saja mimpi besar saya yaitu ada pistol di pinggang
saya” tuturnya sambil tersenyum kecil. Dengan mata yang mulai memerah Linggom
mengingat kembali saat-saat dimana ia harus berjuang demi cita-citanya itu,
sangat sulit diterima dimana saat itu semua panitia mengenalnya sebagai salah
satu peserta yang sangat berprestasi, ketika mengikuti tes samapta yaitu tes tahap awal dan juga
merupakan salah satu tes utama dalam seleksi menjadi seorang Polisi, ia selalu
menjadi juara dalam ketujuh tes samampta tersebut. Akan tetapi rencana Tuhan
berbeda dengan apa yang menjadi cita-citanya selama ini.
Disaat ia menyerah dan kecewa terhadap
dirinya sendii, akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke Jakarta, bekerja di
sebuah perusahaan kecil milik abangnya, disini Linggom dididik bagaimana
menjadi seorang pekerja, bagaimana ia harus memiliki keahlihan menjual karena
saat itu ia menjadi seorang sales. Banyak hal yang dirasakan cukup sulit
termasuk beradaptasi dimana menjadi seorang sales sangat jauh berbeda denga
jiwa nya. pada tahun 2008, Linggom mengambil sebuah keputusan yang diluar
rencana keluarganya maupun diluar rencanya selama ini yaitu dapat meraih gelar
gelar sarjana. Keinginan tersebut datang dari seorang sahabat yang membawanya
mengikuti tes di salah satu perguruan tinggi yang ada di Tangerang dan pada
akhirnya Linggom lulus tes dan mengikuti perkuliahan seperti mahasiswa lainnya.
Kuliah sambil bekerja bukanlah merupakan
hal yang gampang, bangun pagi ia harus bekerja pulang kerja ia harus kuliah. Semula
ia harus beradaptasi dengan suasana kehidupan yang baru, hari itu dirasakan nya
merupakan hari yang sangat melelahkan, pulang dari kampus sampai dirumah sudah
jam sepuluh malam “Jujur kalau perut ini sudah minta makan sebenarnya, lapar
sekali tetapi ketika melihat kasur saya langsung ingin tidur” melewatkan makan
malam dan terbangun dengan keadaan lapar
sudah menjadi hal yang biasa bagi Linggom, kerja keras di kantor dan di kuliah
sudah menjadi bagian dari hidupnya.
Di awal perkuliahan dirasakan cukup berat
bagi Linggom, pada semester pertama nilainya anjlok kemudian pada semester
kedua mengalami sedikit peningkatan begitu pula selanjutnya pada
semester-semester berikutnya nilainya meningkat dari semester sebelumnya. Pada
saat jam kuliah ia harus memfokuskan diri untuk menerima materi pelajaran.
Pukul 08.00 pagi ia sudah harus pergi ke kantor dan pukul 17.00 sore ia pulang,
lalu kapan ia harus belajar sementara pukul 17.30 ia sudah harus berada di
kampus, Linggom harus pintar dalam membagi waktu, disela-sela waktu luangnya di
kantor ia kembali mempelajari materi yang diberikan dan mengerjakan tugas-tugas
kuliah. Merupakan satu cara pembelajaran yang cukup berbeda dengan mahasiswa
yang fokus untuk kuliah adalah mereka dapat kapan saja belajar tanpa mengganggu
waktu istirahat dan waktu bersama keluarga mereka, sedangkan yang ia merasakan
sulit sekali mendapatkan waktu luang jangankan untuk bersantai memiliki waktu
istirahat yang cukup saja di rasakan sangat sulit ia dapatkan.
Akan tetapi, satu hal yang mebuat
semangatnya tidak pernah pudar dalam kuliah adalah ia menyadari semua yang ia
jalani merupakan sebuah keputusan yang ia sudah ambil, tidak seorang pun yang memaksa
ia untuk kuliah dan tidak kalah penting adalah
ia membiayai kuliah dengan hasil jerih payahnya sendiri jadi tidak ada
alasan untuk bermalas-malasan, bolos dari mata kuliah apalagi berniat untuk
meninggalkan bangku kuliah, hal itu sangat jauh dari pikiran Linggom ia
benar-benar ingin berhasil di dunia pendidikan dan menjadi kebanggan bagi kedua
orang tuanya. Begitu ia melangkahkan kaki ke kampus tujuannya hanya satu yaitu
untuk belajar.
Di tahun 2010, Linggom mengundurkan diri
dari pekerjaannya, ia bermimpi akan membangun sebuah perusahan milik ia
sendiri. Satu hal yang sangat ia percayai adalah orang-orang yang mengandalkan
Tuhan akan selalu diberkati atas segala usaha dan pekerjaannya. Pada awalnya ia
merasa sangat tertekan dimana setiap bulannya ia selalu menadapat gaji namun
sekarang ia tidak mendapat apa-apa setiap bulannya. Hari itu ia mendapat proyek
yang cukup besar dan ini merupakan proyek perdananya nilainya hampir mencapai
Rp. 1.000.000.000. akan tetapi yang menjadi pertanyaan adalah dimana ia harus
mencari modal dengan jumlah sebanyak itu mengingat perusahaannya pun adalah perusaan
baru, untuk menyewa kantor, membeli peralatan kantor dan membeli sepeda motor
saja sudah menghabiskan uang tabungan, akan tetapi Linggom lagi-lagi merasakan
bahwa hidupnya sangat diberkati proyek tersebut akhirnya berhasil ditangani dan
usahanya kembali mulai menunjukan titik terang ia di percayakan untuk menangani
proyek-proyek berikutnya.
Meski saat ini Linggom sudah dapat
dikatakan berhasil dan tentu saja ia akan semakin disibukan oleh pekerjaannya,
akan tetapi Linggom tidak ingin menjadi orang yang sombong. Dalam satu minggu
ia meluangkan berkumpul dengan komunitas gerejanya, disana ia sharing banyak hal kepada teman-temannya
dan disana pula bisnis dan perusahaannya selalu di doakan.
Dengan kerja keras dan dengan belajar yang
giat akhirnya ia dapat menyelesaikan kuliah dalam waktu empat tahun, 20 Oktober
2011 Linggom resmi manjadi seorang sarjana ekonomi. Salah satu mimpi besarnya
akhirnya terwujud yaitu menjadi kebanggaan bagi kedua orang tuanya.
Dengan kegigihanya pula saat ini ia dapat
memimpin ke empat perusahaannya. Sebagai seorang yang sangat merasakan kuasa
Tuhan bekerja atas hidupnya Linggom membuat sebuah ruangan doa di kantornya,
disana setiap pukul 09.00 WIB Linggom dan semua karyawannya meluangkan waktu
untuk berdoa, berdoa untuk perusahaan yang sedang mereka rintis dan mengucap
syukur atas perkenanan Tuhan atas hidupnya dan keluarganya.
Maria, adik dan juga salah satu karyawan
Linggom mengakui bahwa Linggom merupakan sosok pria yang mau bekerja keras dan
mempunyai semangat yang tinggi. Selain itu juga Linggom adalah seorang yang
sangat menjunjung tinggi profesionalisme. Maria tidak hanya satu kantor dengan
Linggom mereka juga tinggal dalam satu rumah, maka dengan begitu ia merasakan
betul bahwa Linggom dapat menepatkan diri sebagai kakak dan juga sebagai bos.
Diakui Maria, Linggom tidak pernah membawa masalah di kantor ke rumah dan
begitu pula sebaliknya tidak pernah membawa masalah di rumah ke kantor.
Didalam kesehariannya Linggom juga dikenal sebagai orang yang ramah dan sangat
peduli terhadap orang yang berkekurangan, ia sadar betul bagaimana rasanya
hidup dalam ekonomi yang pas-pas an. Setiap satu bulan sekali juga Linggom
menjadwalkan untuk berkumpul bersama keluarga besarnya yang ada di Jakarta.
Selain menjadi seorang bos dalam sebuah perusahaan ia juga aktif di dalam
pelayanan gereja, ia juga menyadari bahwa semua yang ia dapatkan dan yang bisa
ia rasakan saat ini karena pertolongan Tuhan, maka denga itu ia akan
mengungkapkan rasa syukurnya dengan menjadi pelayan Tuhan di sebuah gereja yang
ada di Gading Serpong.
Masih dalam keadaan tidak percaya bagi
Linggom dapat merasakan dan melihat buah dari kerja kerasnya selama ini,
bagaimana tidak sebelumnya untuk biaya sehari-hari saja ia harus berhemat, akan
tetapi saat ini ia tidak hanya dapat memenuhi kebutuhannya sendiri melainkan
juga dapat memperbaiki ekonomi keluarga. Linggom juga masih tidak percaya bahwa
seorang anak yang terlahir dari sebuah desa kecil, saat ini dapat bersaing
hidup dengan orang-orang yang ada di metropolitan.
Tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin
adalah bagaimana ia harus menjadi panutan dan contoh bagi karyawannya, termasuk
bagi adiknya yang juga saat tinggal bersamanya. Dimana ia harus menggantikan
peran kedua orang tuanya untuk mengurus adik bungsunnya tersebut, memberi
pengwasan dan menjaga kepercayaan orang tua yang diberikan kepadanya.
Di usianya yang masih terbilang muda untuk
menjadi seorang atasan tentu merupakan hal yang sangat membanggakan. Salah satu
dari sekian banyak harapan dari seoramg Linggom adalah dapat mencetak
pengusaha-pengusaha baru, ketika melakukan briefing
setiap pagi sebelum memulai aktifitas kantor ia selalu menekankan kepada
seluruh karyawannya bahwa tiga atau empat tahun kedepan kalian harus menjadi
pemimpin. Merupakan suatu hal yang indah jika itu dapat terjadi, semua yang
menjadi staf nya suatu saat dapat berada di tingkatan pebisnis-pebisnis yang
handal.
Linggom mengaku bahwa ia belajar dari orang-orang
China, dimana ia melihat dalam diri mereka adalah sikap saling membantu, tolong
menolong “Orang Chines itu bapaknya sukses, anaknya sukses, cucunya pun sukses”
tegasnya. Itulah yang yang menjadi harapan Linggom dapat melihat keluarganya
berhasil. Visi dan Misi nya adalah dapat menghasilkan orang-orang yang berhasil
didalam pekerjaannya, didalam keluarganya dan membantu mereka menjalankan
rencana Tuhan dalam kehidupannya.
Linggom juga berharap kisaha dan perjuangan
dengan segala kegagalan yang pernah ia alami, kisahnya dapat memberikan banyak
inspirasi kepada orang banyak, terutama kepada orang-orang yang saat ini sedang
berjuang. Kekalahan yang kita alami hanya lah sebuah ujian, untuk menjadikan
kita sebagai manusia yang terus mau belajar dan berjuang. Ia juga menegaskan
bahwa jika apa yang kalian inginkan tidak sampai kepada titik keberhasilan
percaya lah bahwa keberhasilan yang ada di tempat lain sudah di siapkan bagi
kalian yang mau terus berusaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar