Rabu, 19 Juni 2013

Tabah Sampai Akhir

TABAH SAMPAI AKHIR
           
Semua berawal pada tanggal 13 Mei 2010 pukul 15.37. Irfan Ramdani namanya, seorang mahasiswa Universitas di kota Depok. Kakinya lumpuh disebabkan karena terjatuh dari ketinggian 10 meter. Tetapi ia ingin menunjukkan bahwa keterbatasannya tidak menghalangi dirinya untuk melakukan aktifitas seperti orang-orang normal lainnya. Tekadnya untuk terus melawan keterbatasannya tidak pernah hilang.
Sepasang tongkat kini tak pernah jauh dari Irfan Ramdhani sejak kaki kirinya lumpuh. Pada tanggal 9 Mei 2013 ia mendaki gunung Rinjani. Sebelumnya ia sudah mendaki gunung semeru dengan tongkatnya pada september 2012 kemarin.
Perjalanan Irfan menuju gunung Rinjani itu awalnya hanya sebuah impian semata. Ia hanya bisa mendambakan Puncaknya yang gagah nan indah, danau Segara Anak yang sangat senyap ditambah di tengah-tengahnya ada sebuah gunung baru jari yang awalnya dari letusan gunung Rinjani, sungguh cantik apabila dilihat melalui jalur Plawangan Sembalun atau dari puncak gunung Rinjani tersebut sngat biru sekali sejuk sekali apabila dipandang.
Sebelumnya Irfan berada di Bali untuk terapi Diving di BIDP (Bali Internasional Diving Professional) tepatnya di Sanur, setelah seminggu berada di Bali dan terapi di Sanur Irfan menuju Lombok untuk mensinggahinya, penduduknya yang ramah kota seribu mesjid itu menyambutnya dengan hangat. sesampainya di pelabuhan Lembar Irfan sudah dijemput oleh salah satu teman yang bernama Salmon. Irfan diantar ke Universitas Mataram sekitar lima belas menit perjalanan dari pelabuhan Lembar. Lalu ia bergegas menuju sekretariat Mapala Universitas Mataram untukn bermalam.
Tepat pada Kamis 9 Mei 2013 Irfan menuju kaki gunung Rinjani di Sembalun bersama temannya Sevis dan Salmon. Irfan melewati rute Torean. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl serta terletak pada lintang 8º25' LS dan 116º28' BT ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya. Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani yang memiliki luas sekitar 41.330 ha dan ini akan diusulkan penambahannya sehingga menjadi 76.000 ha ke arah barat dan timur. Secara administratif gunung ini berada dalam wilayah tiga kabupaten: Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat.
Rinjani memiliki panaroma paling bagus di antara gunung-gunung di Indonesia. Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai dari penduduk lokal, mahasiswa, pecinta alam.
Suhu udara rata-rata sekitar 20 °C; terendah 12 °C. Angin kencang di puncak biasa terjadi di bulan Agustus.
Selain puncak, tempat yang sering dikunjungi adalah Segara Anakan, sebuah danau terletak di ketinggian 2.000m dpl. Untuk mencapai lokasi ini kita bisa mendaki dari desa Senaru atau desa Sembalun Lawang (dua entry point terdekat di ketinggian 600m dpl dan 1.150m dpl).
Kebanyakan pendaki memulai pendakian dari rute Sembalun dan mengakhiri pendakian di Senaru, karena bisa menghemat 700 m ketinggian. Rute Sembalun agak panjang tetapi datar, dan cuaca lebih panas karena melalui padang savana yang terik (suhu dingin tetapi radiasi matahari langsung membakar kulit). krim penahan panas matahari sangat dianjurkan.
Dari Rute Senaru tanjakan tanpa jeda, tetapi cuaca lembut karena melalui hutan. Dari kedua lokasi ini membutuhkan waktu jalan kaki sekitar 7 jam menuju bibir punggungan di ketinggian 2.641m dpl (tiba di Plawangan Senaru ataupun Plawangan Sembalun). Di tempat ini pemandangan ke arah danau, maupun ke arah luar sangat bagus. Dari Plawangan Senaru (jika naik dari arah Senaru) turun ke danau melalui dinding curam ke ketinggian 2.000 mdpl) yang bisa ditempuh dalam 2 jam. Di danau kita bisa berkemah, mancing (Carper, Mujair) yang banyak sekali. Penduduk Lombok mempunyai tradisi berkunjung ke segara anakan untuk berendam di kolam air panas dan mancing.
`Keseluruhan perjalanan dapat dicapai dalam program tiga hari dua malam. Namun saat Irfan mendaki waktu jarak tempuh dikali 3.
 “gilaaaaaa baru pertama aja udah disambut dengan jalur yang seperti ini, becek, lepek dan sangat licin”, ujarnya. Sehingga ia langsung menaruh kedua tongkat dan merangkak. Namun aku lupa kalau bawa back up’an bawah alas tongkat dari ban dalam agar tidak licin berjalanya, saat itu juga aku copot dan dibantu dengan bang Sevis membongkar bawah tongkatku. Dirubahlah alasnya tongkatku itu memakai karet ban.
Melewati rintangan pertama di hari pertama pendakian, ia yakin pasti di depan sana masih banyak yang lebih ekstrim daripada itu, hanya bisa berandai-andai jalurnya seperti apa. Siangpun hadir, tak terasa langkah kakinya sudah lumayan melangkah dan tak luput ia berterima kasih dengan tongkatnya yang masih menemani. karena sebelumnya pada saat pendakian semeru, tongkatnya rusak di jalur pendakian, Irfan trauma, maka dari itu ia sangat berterima kasih kepada benda yang setia ia bawa kemanapun.
Sore haripun menjelang, dan kawannya mencari makanan yang bisa dimakan di tengah hutan jalur Torean, ia mengambil tumbuhan paku untuk dijadikan sayur.
Namun saaat ia di bopong oleh Sevis, Salmon datang dari arah depan dan bergantian membopongnya untuk melewati aliran sungai yang pertama. Dan Sevis berjalan didepan  untuk membangun tenda agar mereka bisa beristirahat untuk malamya. Perjalanan panjang ini belum berakhir, malam semakin pekat. Dingin sudah merasuk kedalam tubuh.
            Sangat lega sekali sudah sampai di camp pertama. Namun perjuangan belum usai, masih banyak hari-hari kedepanya untuk dilewati. Sevis sedang memasak tumbuhan paku yang di petiknya dijalur, Salmon sedang asik membereskan carier dan Irfan sedang sibuk memijat-mijat kaki kirinya. Karena kaki kirinya sudah membengkak
Tak lama hidangan sudah matang, sayur paku yang hangat sungguh lezat sekali saat dimakan dengan kondisi alam yang dingin dan lapar. Malam itun mereka dengan lahapnya, dan setelah makan malam ia langsung beristirahat.
Jam menunjukkan pukul 07.00 WITA, Irfan melanjutkan perjalanan kembali, menyusuri hutan dan jalur yang sangat rapat. Sehingga jarang sekali Irfan berjalan menghadap depan, Irfan berjalan mundur karena tanjakan bahkan miring-miring bak kepiting apabila melewati jalur yang sempit. Berjalan mengikuti langkah ini agar bisa tepat waktu di danau Segara anak.

Tak terasa kaki kiri yang dibalut dengan gips semakin membengkak, karena peredaran darah yang tidak lancar. Namun Irfan tetap memaksakan dan diam tak mau mengeluh kepada kedua temannya itu. Irfan tak mau membebani semakin jauh lagi kepada kedua temannya yang sangat ekstra sabar. Sore menjelang senjapun hadir Irfan masih ditengah hutan yang banyak ditumbuhi pohon jelatang, apabila kena kulit itu sangat perih sekali dan gatal. Harus makin ekstra hati-hati.
Malam menampakkan dirinya serta sang bulan sabit menunjukan dan menerangkan perjalanan malam ini, namun pada saat itu Irfan dilarang melanjutkan perjalanan karena sudah larut, selain itu juga harus mempersiapkan fisik di hari-hari selanjutnya. Sekitar pukul 19.10 WITA Irfan sampai di camp ke dua sebelum tebing curam menanti.
Sudah tanggal 12-Mei-2013 tepat hari minggu. Kembali Irfan berjalan pada pukul 08.00 WITA yang sudah di rencanakan. Setelah sarapan pagi dan beres-beres, Irfan memulai kembali pendakian di hari ke tiga ini. langkahnya semakin dipacu agar cepat menuju ke danau Segara Anak. Masih dalam hutan di jalur Torean, banyak tumbuhan lumut disekitar hutan. Jalur yang terjal sangat mudah menguras tenaga Irfan.
Sangat jarang Irfan berjalan menghadap depan, Irfan berjalan mundur bak undur-undur. Sesekali Sevis menggendongnya karena jalur ini kanan-kirinya adalah jurang. ia sangat peduli sekali pada Irfan. Sevis juga rajin memungut sampah yang ada di jalur pendakian, sesekali ia melihat sampah, dimasukkannya ke dalam kantung sampah yang mengikat pada tasnya.
keesokan harinya irfan bersiap-siap untuk berjalan menuju Segara Anak. Sevis berjalan lebih dulu menuju Segara Anak. Ia seorang yang hobi memancing, maka dari itu ia berjalan di depan Irfan dan Salmon. Tetapi bang Sevis tidak begitu saja berjalan mendahului kami. Melainkan ia membawakan carier yang sangat berat yang sebelumnya di pakai oleh Salmon yang tidak sesuai dengan berat badanya. Hahaha...
Kali ini Sevis yang membawanya, dan apabila ia sudah sampai, ia ingin menuangkan hasratnya terlebih dahulu yaitu memancing. Ia akan kembali menjemput dan membantu Irfan untuk mencapai Segara Anak. Jam 08.00 WITA Irfan mulai berjalan menuju Segara Anak ditemani oleh Salmon, saat berjalan baru beberapa meter dari percabangan goa susu, Irfan melewati aliran sungai air panas, dan di depan sudah ditunggu oleh tanjakan yang beraneka-ragam lagi.
Salmon pun memberi tahu Irfan bahwa disini banyak tumbuhan Jelatang, tumbuhan yang apabila terkena kulit kita akan terasa panas dan gatal sekali. Irfan sebelumnya sudah pernah merasakan dan itu sangat tidak nyaman sekali kalau berjalan apalagi kalau sedang mengesot. Melangkah dan tetap berjalan saja yang irfan bisa, tidak boleh berhenti ditengah jalan. Sejam dua jam masih juga belum sampai bahkan sampai jam sebelas siangpun belum melihat juga birunya Segara Anak itu. Irfan berjalan mundur terus karena banyak sekali tanjakan-tanjakan yang menghiasi jalur Torean ini.
Tidak lama, Sevis menjemput dan menghampiri Irfan berdua dengan Salmon, saat itu ada dua orang yang lewat. Hmmm lega sekali, ada orang juga yang lewat jalur Torean ini. mereka ada berdua yang bertemu dengan Irfan di jalan arah Segara Anak. Dan ia ternyata orang lokal asli Bayan yang ingin berobat di pemandian air panas. Yang konon katanya dahulu kala bekas pemandian Wali Songo yang mandi di pemandian air panas tersebut.
Saat itu juga dua orang Bayan tersebut mengobrol dengan Salmon. Mereka menggunakan bahasa suku Sasak. Sehingga Irfan tidak mengerti sama sekali apa yang di bicarakan. Namun setelah perbincangan mereka berdua usai, Salmon memberitahu kalau mereka berdua akan membantu Irfan bisa sampai di Segara Anak. Karena melihat semangatnya yang tak pernah luntur. Setelah perbincangan mereka berdua, dua orang lokal tersebut bergegas meninggalkan aku dan Salmon.
Birunya danau belum kelihatan juga. Namun setelah berjalan sekitar lima belas menit. Dua orang porter itu pun kembali menjemput Irfan dan Salmon. Langsunglah salah satu dari mereka membantu membopong Irfan dikarenakan kaki kirinya semakin membengkak, dan celananya tinggal yang pendek saja karena celana panjang Irfan sudah sobek parah dan tidak bisa dipakai kembali. Sekitar sepuluh menit pada akhirnya impian itu menjadi nyata. dream come true.
Berawal dari mimpi dan tekad serta komitmen yang kuat mimpi itu sudah berada di depan. Subhanallah seperti lautan yang di kelilingi gunung. Sangat indah, hanya bisa mendongakan kepala keatas dan menghirup udara dingin ini. Irfan sangat takjub yang diberikan oleh sang Khalik ini. Sangat indah bagaikan surga di dunia.
Salah seorang masyarakat Bayan berkata “Selamat datang di surganya manusia mas, ini yang dinamakan Segara Anak yang berarti (segara = laut) jadi bisa dibilang anakan laut. Sangat indah mas, lokal maupun mancanegara banyak yang ingin menjumpai gunung Rinjani ini.”
Pesona unggulan Taman Nasional Gunung Rinjani yang sangat prospektif adalah Danau Segara Anak, lokasi ini dapat ditempuh dari dua jalur resmi pendakian yaitu jalur pendakian Senaru dan jalur pendakian Sembalun.
Untuk mengunjungi Danau Segara Anak dari jalur Senaru dibutuhkan waktu tempuh sekitar 7 – 10 jam berjalan kaki (± 8 Km) dari pintu gerbang jalur pendakian Senaru. Sedangkan dari jalur pendakian Sembalun ditempuh dalam waktu 8 – 10 jam. Danau segara anak dengan ketinggian ± 2.010 m dpl dan kedalaman danau sekitar ± 230 meter mempunyai bentuk seperti bulan sabit dengan luasan sekitar 1.100 Ha.
Disekitar Danau Segara Anak terdapat lahan yang cukup luas dan datar, dapat digunakan untuk tempat berkemping/berkemah, juga pengunjung bisa memancing ikan di danau atau berendam di air panas yang mengandung belerang.
Obyek lainnya di sekitar Danau Segara Anak adalah Hulu Sungai Koko Puteq ± 150 meter dari Danau Segara Anak. Selain itu terdapat pula Goa Susu, Goa Manik, Goa Payung, Goa Susu dipercaya dapat dijadikan media bercermin diri serta sering pula dipergunakan sebagai tempat bermeditasi. Sedangkan di bagian bawah Danau Segara Anak terdapat sumber air panas (Aik Kalak Pengkereman Jembangan) yang biasa digunakan untuk menguji dan memandikan benda-benda bertuah (Pedang, Keris, Badik, Tombak, Golok, dll) dimana jika benda-benda tersebut menjadi lengket apabila direndam itu menandakan benda-benda tersebut jelek/tidak memiliki kekuatan supranatural, sebaliknya apabila benda-benda tersebut tetap utuh berarti benda tersebut memiliki kekuatan supranatural/dipercaya memiliki keampuhan.
Irfan berada di danau segara anak


Dan cukup menikmati, sampai Salmon berteriak menyuruh Irfan agar masuk kedalam tenda untuk beristirahat. Namun apadaya, perjuangan Irfan tidak sia-sia. Pada akhirnya yang berawal dari mimpi menjadi kenyataan. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata yang sangat berpengaruh membawa mimpi seseorang yang memiliki keterbatasan itu menjadi nyata. Irfan berkata “Jika pikiran bisa membayangkanya, hati bisa meyakininya. Aku tahu aku akan mampu menggapainya, perjuanganku tidak menjadi angan-angan belaka. Ini semua menjadi nyata, keterbatasanku tidak membatasiku untuk menembus batas, karena keterbatasan bukan suatu hambatan. Tabah Bukan di awal tabah juga bukan dipertengahan tetapi tabah sampai akhir.” 

saya bersama Irfan Ramdani


Diptya Gangga
11140110263
Penulisan Feature kelas B1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar