Rabu, 19 Juni 2013

Sang Pemburu



“Banyak billboard atau iklan kemeterian, pemda atau instansi pemerintah lainnya yang memajang foto si Menteri, Gubernur atau Walikotanya.. Narsis!! Tapi liat billboard atau iklan pemprov DKI.. Gak ada wajah Jokowi - Ahok satupun.. Jokowi gak mau wajahnya dipajang seperti pejabat-pejabat lain. Bahkan dia mengancam akan menindak jika ada iklan pemprov yang memajang foto dirinya.. Coba bandingkan dengan era Fauzi Bowo.. Semua billboard isinya si kumis..”
Mungkin kebanyakan dari kita berpikir bahwa pekerjaan menjadi seorang Jurnalis itu pekerjaan yang sulit, di mana kita dituntut untuk bisa bekerja dalam tuntutan deadline yang pasti akan membuat kita capek. Selain itu juga pekerjaan menjadi seorang Jurnalis bisa di bilang sebagai pekerjaan yang sangat beresiko di mana sering kita dengar seorang jurnalis menjadi korban dalam bencana alam atau kecelakaan ketika sedang bertugas. Sehingga banyak dari kita memilih untuk tidak masuk lebih jauh ke pekerjaan itu atau dengan kata lain tidak berminat menjadi seorang Jurnalis terlebih pada orang-orang yang tidak suka bekerja dengan tuntutan dealine. Tapi, tidak dengan Budi Adiputro, seorang reporter sekaligus news anchor  di salah satu stasiun televisi swasta di Jakarta ini.
Sebelumnya perlu kita ketahui dulu apa itu wartawan atau jurnalis, menurut Wikipedia, Wartawan atau jurnalis adalah seorang yang melakukan jurnalisme, yaitu orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan / dimuat di media massa secara teratur. Laporan ini lalu dapat dipublikasi dalam media massa, seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi, dan internet. Wartawan mencari sumber mereka untuk ditulis dalam laporannya; dan mereka diharapkan untuk menulis laporan yang paling objektif dan tidak memiliki pandangan dari sudut tertentu untuk melayani masyarakat.
Sedangkan Reporter adalah salah satu jenis jabatan kewartawanan yang bertugas melakukan peliputan berita (news gathering) di lapangan dan melaporkannya kepada publik, baik dalam bentuk tulisan untuk media cetak atau dalam situs berita di internet, atau pun secara lisan, bila laporannya disampaikan melalui media elektronik radio atau televisi. Hasil kerja reporter, baik merupakan naskah tulisan ataupun lisan, umumnya harus melalui penyuntingan redaktur atau produser berita sebelum bisa disiarkan kepada publik.
Dan jangkar berita atau news anchor, adalah jurnalis televisi atau radio yang membawakan materi berita, dan sering terlibat memberikan improvisasi komentar dalam siaran langsung. Istilah ini utamanya dipakai di Amerika Serikat dan Kanada. Banyak news anchor terlibat dalam penulisan dan/atau penyuntingan berita bagi program mereka sendiri. News anchor juga mewawancara narasumber di studio atau memandu program diskusi.
Mahasiswa lulusan Universitas Nasional jurusan Ilmu Politik yang sudah hampir 2 tahun bekerja di Trans TV ini menggambil kuliah jurusan Ilmu Politik bukan Komunikasi atau Jurnalistik karena sejak kecil dia sudah dikenalkan oleh orang tuanya dengan dunia Jurnalistik dimana pada saat itu koran-koran dan televisi di dominasi oleh berita politik jadi dia sudah terbiasa dengan politik.
“Dari kecil udah terbiasa baca koran. Dibiasain baca koran sama orang tua. Jadi orang tua dulu suka kasih reward kalau kita bisa ceritain apa headline koran hari ini kita dapat reward hadiah, entah mainan, entah makanan, entah di beri jajan, jadi dari kecil udah suka berita. Nah berita itu kan headline-headline di koran, televisi itu kan di dominasi oleh berita politik, ya jadi aku udah terbiasa dengan berita politik.”
 Kecintaanya terhadap dunia Jurnalistik pun semakin menjadi-jadi ketika dia duduk dibangku kuliah, dia mulai aktif mengikuti kegiatan pers mahasiswa. Tidak hanya itu, dia juga ikut andil di luar kampus dengan mengambil bagian dalam Ikatan Mahasiswa Djakarta dan sempat menjabat sebagai Pemimpin Redaksi.
Awal mula menjadi news anchor itu tahun 2010, sebelum bekerja di Trans TV, dia sempat bekerja di salah satu stasiun TV Nasional milik pemerintah baru pada akhirnya tahun 2011 masuk ke Trans TV.
Bagi sebagian orang, seorang news anchor mungkin tidak berarti karena yang mereka mau itu beritanya, tidak peduli dengan orang yang membawakanya. Tetapi melalui siapa berita itu dibawakanlah maka maksud dari berita itu dapat kita terima dengan baik. Menjadi seorang news anhor yang baik juga tidaklah muda, kita tidak boleh memiliki cacat vokal karena itu sangat mempengaruhi penyampaian berita itu ke masyarakat. Menurut pria kelahiran Jakarta, 2 November 1986 ini ada tiga syarat untuk menjadi seorang news anchor  yang baik di antaranya;
News anchor yang baik itu pertama sebagus bagusnya kamu, seganteng-gantengnya kamu, secantik-cantiknya kamu kalau kamu tidak suka berita, kamu lebih suka gosip, tidak suka berita, tidak suka sebuah peristiwa. Kamu tidak akan menjadi seorang news anchor yang baik. Jadi kamu harus suka dulu feel dari berita itu sendiri,”
“Kedua secara teknik kamu gak boleh cacat vokal, karna news anchor itu adalah orang yang tampil di depan untuk merepresentasikan untuk menyampaikan isi berita. Jadi kalau kita memiliki cacat vokal entah cadel, atau gagu, gagap itu mungkin dia pintar tapi ketika penyampaiannya itu tidak baik, sehingga isi berita tersebut tidak akan sampai ke masyarakat,”
“Yang ketiga adalah harus berpengetahuan, karena news anchor tanpa pengetahuan yang baik dia agak susah menjadi news anchor yang baik. News anchor itu adalah proses editing terakhir sebelum sampai ke pemirsa, meskipun sudah ada editor, mereka juga manusia yang tidak luput dari kesalahan. Maka proses editing terakhir berada di tangan news anchor. Misalnya ini produser kita khilaf, menggatakan presiden Indonesia itu ternyata ditulisnya masih Soeharto padahal sudah Susilo Bambang Yudhoyono nah kita sebagai news anchor kalau tanpa pengetahuan yang baik kita gak bisa mengedit itu sendiri,”
            Dengan sistem kerja seorang “pemburu” berita yang dituntut kecepatan dan dihantui oleh deadline tentunya akan merasa jenuh atau bosan. Tetapi berbeda dengan anak ke 2 dari 2 bersaudara ini, dia mengaku sangat jarang baginya untuk merasa bosan dengan profesi yang dia geluti sekarang, karena bagi seorang wartawan itu everyday is a new day, setiap harinya akan bertemu dengan hal-hal yang baru. Dia juga menggangap apa yang dia kerjakan ini sama saja dengan melakukan hobinya.
            “Jenuh itu pasti yaa... tapi jadi wartawan itu alhamdulilah hampir tidak pernah jenuh. Itu tuh pasti ada.. Cuma hampir jarang deh.. karna apa.. kita jadi wartawan kita setiap hari ketemu masalah yang berbeda dengan peristiwa yang berbeda, even peristiwanya sama atau mirip tapi narasumbernya berbeda, pelakunya berbeda, tempatnya berbeda. Mungkin ada kasus pembunuhan bapak bunuh anaknya hari itu, saya meliput itu. Kemudian minggu depan ada lagi kasus bapak bunuh anaknya tapi mungkin orangnya berbeda, lokasinya berbeda, jadi pasti ketemu sesuatu yang baru setiap harinya. Jadi hampir bisa dikatakan susahlah jenuh jadi wartawan,”
            Pria yang menyukai warna orange ini mengaku bahwa menjadi reporter atau news anchor itu sama-sama enak.
            “Dua-duanya enak. Enaknya kalau news anchor itu kita bisa tampil di layar, merepresentasikan passion kita, bisa menyampaikan berita, ya bisa tampil lah. Kalau reporter kamu lebih enak lagi, kamu bisa bertemu narasumber yang gak pernah kamu duga, saya bisa makan siang sebelah-sebelahan sama Gubernur Jokowi dimana orang-orang cuma bisa liat di TV, mungkin saya bisa menginap satu hotel dengan Presiden, dimana orang-orang cuma bisa membaca twitternya. Saya bisa melakukan itu. Kita juga bisa tau duluan dibanding orang lain karna kita yang membuat berita,”
            “Orang yang paling saya kagumi yang pernah saya wawancara itu Gubernur Joko Widodo.. Senang karena punya kesempatan untuk bisa mewawancarai dari dekat seorang icon demokrasi baru di Indonesia.. Jokowi dan juga Ahok bisa membuktikan bahwa demokrasi masih berfungsi baik.. Mau jadi pemimpin politik tidak melulu harus korup, dan pakai uang yang sangat besar untuk menang. Jokowi membuktikan bahwa harapan masyarakat dan proses demokrasi bisa juga menghasilkan pemimpin yang briliant, tidak melulu hanya yang banyak uang.. Jokowi memang berbeda,, dia membuktikan kalau kita berprestasi di daerah kecil, kita bisa terpilih untuk memimpin daerah besar. Prestasi itu tidak mungkin ditutupi. Dan mudah-mudahan ini bisa menginspirasi pemimpin - pemimpin daerah lain.. Ingat, Jokowi tidak narsis.. Bukan dia yg minta terus diikuti media, tapi media yg selalu mengikuti dia. Karena kita ingin tau gebrakan baru apalagi yang akan dia lakukan,” tutur pria yang sangat menyukai bebek goreng ini.
Bagi teman-temanya, sosok Budi Adiputro ini di kenal sebagai sosok seseorang yang ramah. Bukan hanya teman-temannya, semua orang yang pernah bertemu atau bahkan mewawancarainya mengatakan hal yang sama.
            He is nice, smart, funny, and humble,“He is smart, friendly, and jazz lover,” tutur Bunga Harum Dani dan Alyssa Anjani Akilie yang merupakan teman seprofesinya.
Ditanya mengenai pengalaman lucu selama di lapangan, penyuka musik Jazz ini bercerita ketika tahun pertama dia bergabung dengan News Trans TV, dia dipercaya untuk bergabung di tim “Pulang Kampung 2012″. Arus mudik dan arus balik lebaran pada tahun tersebut berasa lebih special, spesialnya adalah karena panas. Lebaran kali itu memang tepat disaat puncak musim kemarau yang terjadi pada bulan Juni sampai Agustus. Alhasil jalur lintas selatan yang biasa tidak sepanas cuaca di Pantura, hari itu berasa dekat dengan matahari. Tiba saatnya tim melakukan live report untuk reportase siang tepat jam 12, untuk mendukung agar live report berjalan lancar di tengah cuaca panas, seorang driver dan reporter yang sedang tidak bertugas rela menjadi sukarelawan untuk menjadi “umbrella man”. 

Budi Adiputro
Dengan sabar teman saya Akbar dan Mcklana memayungi campers dan reporter selama live report. Harapannya jangan sampai reporter dan campers yang bertugas kepanasan dan kemudian jatuh pingsan. Terakhir, sebelum closing saya menginformasikan bahwa di persimpangan Cileunyi ini cuaca sangat panas, dengan temperatur yang mencapai lebih dari 30 derajat celcius. Begitu selesai memberikan laporan dan saya menyerahkan kembali ke studio, Gubrakkk.. tiba – tiba driver trans tv  bernama Mcklana yang jadi umbrela man saya selama live, jatuh pingsan di depan saya dan kamera. Karena kepanasan dan lelah, Mcklana tumbang begitu live selesai. Layaknya orang Jawa yang selalu mengambil “untung” dari setiap musibah,  kali ini kita agak merasa beruntung, karena dia tidak pingsan ditengah live report berlangsung. Kalo itu terjadi , berarti seluruh Indonesia menonton ada seorang kru pulkam yang tumbang di depan kamera.
            Setiap pekerjaan pasti memiliki resiko, suka dan duka. Begitu pula dengan pekerjaan sebagai seorang Jurnalis.
            “Sukanya itu kita bisa banyak ketemu orang dari beragam latar belakang, prestasi ataupun yang bermasalah sekalipun. Kita bisa pergi ke lokasi atau tempat kejadian sebelum orang lain tau. Hidup jadi lebih dinamis, pengalaman yang gak bisa atau susah dibeli sama uang sekalipun. Dukanya ya capek.. Nggak bisa menikmati indahnya tanggal merah,” tutur pria yang mengagumi sosok Gus Dur ini karena menurutnya Gus Dur itu pejuang demokrasi, pluralisme dan selalu melindungi minoritas yang ditindas sampai akhir hidupnya,”

Dengan motto hidup "if there is a will, there is a way", dia mengatakan bahwa dia akan terus menjadi wartawan.


          Stephanie Ellen
11140110022
B1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar