“Banyak billboard atau iklan kemeterian, pemda
atau instansi pemerintah lainnya yang memajang foto si Menteri, Gubernur atau
Walikotanya.. Narsis!! Tapi liat billboard
atau iklan pemprov DKI.. Gak ada wajah Jokowi - Ahok satupun.. Jokowi gak mau
wajahnya dipajang seperti pejabat-pejabat lain. Bahkan dia mengancam akan
menindak jika ada iklan pemprov yang memajang foto dirinya.. Coba bandingkan
dengan era Fauzi Bowo.. Semua billboard
isinya si kumis..”
Mungkin kebanyakan
dari kita berpikir bahwa pekerjaan menjadi seorang Jurnalis itu pekerjaan yang
sulit, di mana kita dituntut untuk bisa bekerja dalam tuntutan deadline yang pasti akan membuat kita
capek. Selain itu juga pekerjaan menjadi seorang Jurnalis bisa di bilang
sebagai pekerjaan yang sangat beresiko di mana sering kita dengar seorang
jurnalis menjadi korban dalam bencana alam atau kecelakaan ketika sedang
bertugas. Sehingga banyak dari kita memilih untuk tidak masuk lebih jauh ke
pekerjaan itu atau dengan kata lain tidak berminat menjadi seorang Jurnalis
terlebih pada orang-orang yang tidak suka bekerja dengan tuntutan dealine. Tapi, tidak dengan Budi Adiputro,
seorang reporter sekaligus news anchor di salah satu stasiun televisi swasta di
Jakarta ini.
Sebelumnya perlu
kita ketahui dulu apa itu wartawan atau jurnalis, menurut Wikipedia, Wartawan atau jurnalis adalah
seorang yang melakukan jurnalisme, yaitu orang yang secara teratur menuliskan berita
(berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan / dimuat di media massa secara
teratur. Laporan ini lalu dapat dipublikasi dalam media massa,
seperti koran,
televisi,
radio,
majalah,
film dokumentasi, dan internet.
Wartawan mencari sumber mereka untuk ditulis dalam laporannya; dan mereka
diharapkan untuk menulis laporan yang paling objektif dan tidak memiliki
pandangan dari sudut tertentu untuk melayani masyarakat.
Sedangkan
Reporter adalah salah satu jenis jabatan kewartawanan
yang bertugas melakukan peliputan berita (news gathering) di
lapangan dan melaporkannya kepada publik, baik dalam bentuk tulisan untuk media
cetak atau dalam situs berita di internet, atau pun secara lisan, bila laporannya disampaikan
melalui media elektronik radio atau televisi. Hasil kerja reporter, baik merupakan naskah tulisan
ataupun lisan, umumnya harus melalui penyuntingan redaktur
atau produser
berita
sebelum bisa disiarkan kepada publik.
Dan jangkar berita
atau news anchor, adalah jurnalis televisi atau radio yang membawakan
materi berita, dan sering terlibat memberikan improvisasi komentar dalam siaran
langsung. Istilah ini utamanya dipakai di Amerika Serikat dan Kanada. Banyak news
anchor terlibat dalam penulisan dan/atau penyuntingan berita bagi program
mereka sendiri. News anchor juga mewawancara narasumber di studio atau
memandu program diskusi.
Mahasiswa
lulusan Universitas Nasional jurusan Ilmu Politik yang sudah hampir 2 tahun
bekerja di Trans TV ini menggambil kuliah jurusan Ilmu Politik bukan Komunikasi
atau Jurnalistik karena sejak kecil dia sudah dikenalkan oleh orang tuanya dengan
dunia Jurnalistik dimana pada saat itu koran-koran dan televisi di dominasi
oleh berita politik jadi dia sudah terbiasa dengan politik.
“Dari kecil udah
terbiasa baca koran. Dibiasain baca koran sama orang tua. Jadi orang tua dulu
suka kasih reward kalau kita bisa
ceritain apa headline koran hari ini
kita dapat reward hadiah, entah
mainan, entah makanan, entah di beri jajan, jadi dari kecil udah suka berita.
Nah berita itu kan headline-headline
di koran, televisi itu kan di dominasi oleh berita politik, ya jadi aku udah
terbiasa dengan berita politik.”
Kecintaanya terhadap dunia Jurnalistik pun
semakin menjadi-jadi ketika dia duduk dibangku kuliah, dia mulai aktif
mengikuti kegiatan pers mahasiswa. Tidak hanya itu, dia juga ikut andil di luar
kampus dengan mengambil bagian dalam Ikatan Mahasiswa Djakarta dan sempat
menjabat sebagai Pemimpin Redaksi.
Awal mula
menjadi news anchor itu tahun 2010,
sebelum bekerja di Trans TV, dia sempat bekerja di salah satu stasiun TV Nasional
milik pemerintah baru pada akhirnya tahun 2011 masuk ke Trans TV.
Bagi sebagian
orang, seorang news anchor mungkin
tidak berarti karena yang mereka mau itu beritanya, tidak peduli dengan orang
yang membawakanya. Tetapi melalui siapa berita itu dibawakanlah maka maksud
dari berita itu dapat kita terima dengan baik. Menjadi seorang news anhor yang baik juga tidaklah muda,
kita tidak boleh memiliki cacat vokal karena itu sangat mempengaruhi penyampaian
berita itu ke masyarakat. Menurut pria kelahiran Jakarta, 2 November 1986 ini
ada tiga syarat untuk menjadi seorang news
anchor yang baik di antaranya;
“News anchor yang baik itu pertama
sebagus bagusnya kamu, seganteng-gantengnya kamu, secantik-cantiknya kamu kalau
kamu tidak suka berita, kamu lebih suka gosip, tidak suka berita, tidak suka
sebuah peristiwa. Kamu tidak akan menjadi seorang news anchor yang baik. Jadi kamu harus suka dulu feel dari berita
itu sendiri,”
“Kedua secara
teknik kamu gak boleh cacat vokal, karna news
anchor itu adalah orang yang tampil di depan untuk merepresentasikan untuk
menyampaikan isi berita. Jadi kalau kita memiliki cacat vokal entah cadel, atau
gagu, gagap itu mungkin dia pintar tapi ketika penyampaiannya itu tidak baik,
sehingga isi berita tersebut tidak akan sampai ke masyarakat,”
“Yang ketiga
adalah harus berpengetahuan, karena news
anchor tanpa pengetahuan yang baik dia agak susah menjadi news anchor yang baik. News anchor itu adalah proses editing
terakhir sebelum sampai ke pemirsa, meskipun sudah ada editor, mereka juga
manusia yang tidak luput dari kesalahan. Maka proses editing terakhir berada di
tangan news anchor. Misalnya ini
produser kita khilaf, menggatakan presiden Indonesia itu ternyata ditulisnya
masih Soeharto padahal sudah Susilo Bambang Yudhoyono nah kita sebagai news anchor kalau tanpa pengetahuan yang
baik kita gak bisa mengedit itu sendiri,”
Dengan sistem kerja seorang
“pemburu” berita yang dituntut kecepatan dan dihantui oleh deadline tentunya akan merasa jenuh atau bosan. Tetapi berbeda
dengan anak ke 2 dari 2 bersaudara ini, dia mengaku sangat jarang baginya untuk
merasa bosan dengan profesi yang dia geluti sekarang, karena bagi seorang
wartawan itu everyday is a new day,
setiap harinya akan bertemu dengan hal-hal yang baru. Dia juga menggangap apa
yang dia kerjakan ini sama saja dengan melakukan hobinya.
“Jenuh itu pasti yaa... tapi jadi
wartawan itu alhamdulilah hampir tidak pernah jenuh. Itu tuh pasti ada.. Cuma
hampir jarang deh.. karna apa.. kita jadi wartawan kita setiap hari ketemu
masalah yang berbeda dengan peristiwa yang berbeda, even peristiwanya sama atau mirip tapi narasumbernya berbeda,
pelakunya berbeda, tempatnya berbeda. Mungkin ada kasus pembunuhan bapak bunuh
anaknya hari itu, saya meliput itu. Kemudian minggu depan ada lagi kasus bapak
bunuh anaknya tapi mungkin orangnya berbeda, lokasinya berbeda, jadi pasti
ketemu sesuatu yang baru setiap harinya. Jadi hampir bisa dikatakan susahlah
jenuh jadi wartawan,”
Pria yang menyukai warna orange ini
mengaku bahwa menjadi reporter atau news
anchor itu sama-sama enak.
“Dua-duanya enak. Enaknya kalau news anchor itu kita bisa tampil di
layar, merepresentasikan passion
kita, bisa menyampaikan berita, ya bisa tampil lah. Kalau reporter kamu lebih
enak lagi, kamu bisa bertemu narasumber yang gak pernah kamu duga, saya bisa
makan siang sebelah-sebelahan sama Gubernur Jokowi dimana orang-orang cuma bisa
liat di TV, mungkin saya bisa menginap satu hotel dengan Presiden, dimana
orang-orang cuma bisa membaca twitternya. Saya bisa melakukan itu. Kita juga bisa
tau duluan dibanding orang lain karna kita yang membuat berita,”
“Orang yang paling saya kagumi yang
pernah saya wawancara itu Gubernur Joko Widodo.. Senang karena punya kesempatan
untuk bisa mewawancarai dari dekat seorang icon
demokrasi baru di Indonesia.. Jokowi dan juga Ahok bisa membuktikan bahwa
demokrasi masih berfungsi baik.. Mau jadi pemimpin politik tidak melulu harus
korup, dan pakai uang yang sangat besar untuk menang. Jokowi membuktikan bahwa
harapan masyarakat dan proses demokrasi bisa juga menghasilkan pemimpin yang briliant, tidak melulu hanya yang banyak
uang.. Jokowi memang berbeda,, dia membuktikan kalau kita berprestasi di daerah
kecil, kita bisa terpilih untuk memimpin daerah besar. Prestasi itu tidak
mungkin ditutupi. Dan mudah-mudahan ini bisa menginspirasi pemimpin - pemimpin
daerah lain.. Ingat, Jokowi tidak narsis.. Bukan dia yg minta terus diikuti
media, tapi media yg selalu mengikuti dia. Karena kita ingin tau gebrakan baru
apalagi yang akan dia lakukan,” tutur pria yang sangat menyukai bebek goreng
ini.
Bagi teman-temanya, sosok Budi Adiputro ini di kenal sebagai sosok
seseorang yang ramah. Bukan hanya teman-temannya, semua orang yang pernah
bertemu atau bahkan mewawancarainya mengatakan hal yang sama.
“He is nice, smart, funny,
and humble,“ “He is smart, friendly, and
jazz lover,” tutur Bunga Harum Dani dan Alyssa Anjani Akilie yang merupakan teman seprofesinya.
Ditanya
mengenai pengalaman lucu selama di lapangan, penyuka musik Jazz ini bercerita
ketika tahun pertama dia bergabung dengan News Trans TV, dia dipercaya untuk
bergabung di tim “Pulang Kampung 2012″. Arus mudik dan arus balik lebaran pada
tahun tersebut berasa lebih special,
spesialnya adalah karena panas. Lebaran kali itu memang
tepat disaat puncak musim kemarau yang terjadi pada bulan Juni sampai Agustus.
Alhasil jalur lintas selatan yang biasa tidak sepanas cuaca di Pantura, hari
itu berasa dekat dengan matahari. Tiba saatnya tim melakukan live report untuk reportase siang tepat jam 12, untuk
mendukung agar live report berjalan lancar di tengah
cuaca panas, seorang driver dan
reporter yang sedang tidak bertugas rela menjadi sukarelawan untuk menjadi “umbrella man”.
Budi Adiputro |
“Dengan sabar teman saya Akbar dan Mcklana memayungi campers dan
reporter selama live report.
Harapannya jangan sampai reporter dan campers yang bertugas kepanasan dan kemudian
jatuh pingsan. Terakhir, sebelum closing
saya menginformasikan bahwa di persimpangan Cileunyi ini cuaca sangat panas,
dengan temperatur yang mencapai lebih dari 30 derajat celcius. Begitu selesai
memberikan laporan dan saya menyerahkan kembali ke studio, Gubrakkk.. tiba –
tiba driver trans tv bernama Mcklana yang jadi umbrela man saya selama live,
jatuh pingsan di depan saya dan kamera. Karena kepanasan dan lelah, Mcklana
tumbang begitu live selesai. Layaknya orang Jawa yang selalu mengambil “untung”
dari setiap musibah, kali ini kita agak merasa beruntung, karena dia
tidak pingsan ditengah live report
berlangsung. Kalo itu terjadi , berarti seluruh Indonesia menonton ada seorang
kru pulkam yang tumbang di depan kamera.”
Setiap pekerjaan pasti memiliki
resiko, suka dan duka. Begitu pula dengan pekerjaan sebagai seorang Jurnalis.
“Sukanya itu
kita bisa banyak ketemu orang dari beragam latar belakang, prestasi ataupun yang bermasalah sekalipun. Kita bisa pergi ke
lokasi atau tempat kejadian sebelum orang lain tau. Hidup jadi lebih dinamis,
pengalaman yang gak bisa atau susah dibeli sama uang sekalipun. Dukanya ya capek.. Nggak bisa
menikmati indahnya tanggal merah,”
tutur pria yang mengagumi sosok Gus Dur ini karena menurutnya Gus Dur itu pejuang demokrasi, pluralisme
dan selalu melindungi minoritas yang ditindas sampai akhir hidupnya,”
Dengan motto hidup "if there is a will, there is a way", dia mengatakan bahwa dia akan terus menjadi
wartawan.
Stephanie
Ellen
11140110022
B1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar